Sudah Lama Menikah, Tapi Kenapa Belum Hamil?
Mamah Muda. Sebagai seorang wanita tentu seringkali cemas jika telah menikah
dalam waktu yang lama namun belum hamil juga. Sementara itu ada orang lain yang
baru menikah sebulan atau dua bulan telah hamil. Disisi lain, hampir tiap saat
keluarga dan teman-teman selalu menanyakan, “Kamu sudah hamil apa belum?”, “Kapan
Punya momongan?”. Sudah Lama Menikah, Tapi Kenapa Belum Hamil?
Sebennarnya segala daya dan upaya telah dilakukan. Baik
menjalin hubungan baik dengan pasangan dengan melakukan hubungan intim dua
sampai tiga kali dalam seminggu tanpa melakukan alat pencegah kehamilan, mengkonsumsi
makanan dan minuman kesehatan yang bergizi. Namun kenapa belum hamil juga yaa…
Jika hal tersebut terus berlanjut maka sebaiknya
pasangan tersebut segera saja mengkonsultasikan diri ke dokter. Siapa tahu ada
hal lain yang menghambat terjadinya proses kehamilan. Boleh jadi pasangan
mengalami infertilitas atau istilah lainnya adalah ketidaksuburan.
Pemeriksaan tersebut dapat dimulai pada dokter
kandungan. Berkonsultasilah kepada dokter kandungan terkait permasalahan
tersebut. Dengan dating dan berkonsultasi berdua baik suami dan istri, maka
dokter akan melakukan pemeriksaan pada pasangan dan mencari penyebab yang menimbulkan
infertilitas tersebut.
Kira-kira apa saja sih yang diperiksa?
Dokter kandungan sangat memahami kondisi pasangan
sesuai dengan bidang keahliannya. Pertama akan dilakukan pendataan awal dimana
akan ditanyakan : riwayat pasien, meliputi riwayat kesehatan, perkawinan,
hubungan intim, kehamilan (bila pernah), siklus haid, dan sebagainya.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik umum (tekanan darah, berat
badan, tinggi badan) dan pemeriksaan fisik ginekologis (kandungan) yang juga
dikenal sebagai pemeriksaan dalam. Dokter akan menilai organ genitalia eksterna
(bagian luar) seperti vulva, vagina dan mulut rahim, dan pada saat bersamaan
akan dilakukan perabaan pada organ genitalia interna (bagian dalam) menilai
kondisi rahim, indung telur dan mencari adanya tumor kandungan.
Juga akan dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG)
untuk melihat anatomi rahim, indung telur, saluran telur dan adanya massa
(tumor) kandungan seperti kista, mioma, polip dan sebagainya. Pemeriksaan USG
idealnya dilakukan menggunakan alat yang dimasukkan ke dalam vagina (transvaginal)
atau jika tidak ada dapat menggunakan USG transabdominal (melalui dinding perut
yang membutuhkan kondisi kandung kemih penuh guna memudahkan pemeriksaan).
Selanjutnya dokter akan meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan laboratorium,
yaitu: pemeriksaan darah rutin dan urin.
Apabila dibutuhkan akan dilakukan pemeriksaan hormon reproduksi. Pemeriksaan
darah dilakukan sebanyak dua kali pemeriksaan, yaitu hormon FSH, LH, Estradiol,
dan Prolaktin pada hari ke 2-3 siklus haid. Kemudian pada hari ke-21 siklus
haid akan diperiksa hormon progesteron. Pemeriksaan hormonal cukup penting
untuk medapatkan kondisi kemampuan reproduksi seperti pola dasar hormonal dan
cadangan telur (ovarian reserve) serta adanya ovulasi.
Jika dianggap perlu dokter akan menambahkan pemeriksaan
hormon testosteron, dan hormon tiroid, serta pemeriksaan terhadap infeksi TORCH
(toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simpleks), Klamidia. Apabila ada
riwayat keguguran berulang maka akan dilakukan pemeriksaan terhadap kelainan
Sindroma Antifosfolipid (APS) dengan memeriksa Antibodi Anticardiolipin (ACA)
dan Lupus Antikoagulan. Jika ada kecurigaan adanya kelainan Sindroma ovarium
polikistik (PCOs) maka akan ditambahkan pemeriksaan hormon insulin puasa.
Untuk menilai keadaan rongga rahim dan saluran telur
(tuba falopii) dokter akan meminta pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG) di
bagian Radiologi. Umumnya dilakukan pada hari ke 9-11 siklus haid. Dianjurkan
tidak senggama paling sedikit 2 hari sebelum tindakan. HSG dilakukan dengan cara menyuntikan larutan
radioopak melalui mulut rahim ke dalam rahim dan saluran telur. HSG tidak boleh
dilakukan pada pasien infeksi kandungan. Selain HSG, tindakan sejenis bisa juga
dilakukan metoda Histerosonografi (tindakannya dikenal juga sebagai SIS) dengan
menggunakan cairan fisiologis /Saline yang dicampur dengan antibiotika dan anti
radang pada hari ke 9-10 siklus haid. Tindakan ini juga ingin melihat kondisi
rahim dan rongganya serta saluran telur. Tindakan ini mirip dengan Hidrotubasi
(atau dikenal awam sebagai “peniupan”) namun dipantau langsung menggunakan USG.
Pemeriksaan pada suami
Umumnya dokter kandungan akan memberikan pengantar
bagi suami untuk melakukan pemeriksaan Analisis sperma. Pemeriksaan dilakukan
setelah menghindari hubungan intim selama 3-4 hari. Agar hasilnya akurat
dilakukan dengan cara masturbasi dan ditampung pada pot khusus. Hanya jika
dijumpai kesulitan dalam masturbasi maka pengambilan dilakukan melalui hubungan
intim. Jarak pengambilan sampel dengan pemeriksaan tidak lebih dari 1 jam
sehingga sebaiknya dilakukan pada atau dekat dengan laboratorium pemeriksaan.
Apabila ditemukan adanya kelainan pada sperma, maka
dapat dilakukan Pemeriksaan Imunoandrologis dan konsultasi suami dengan dokter
spesialis andrologi dan bedah urologi
untuk dilakukan pemeriksaan lebih dalam seperti: Pemeriksaan fisik
urologis/andrologi, pemeriksaan USG testis dan prostat. Bahkan pada kondisi
tidak ditemukan sel sperma dalam air mani dan gagal dilakukan terapi dapat
dilakukan pemeriksaan biopsi testis.
0 Response to "Sudah Lama Menikah, Tapi Kenapa Belum Hamil?"
Post a Comment